Featured

House of Sampoerna

Museum House of Sampoerna yang berlokasi  di Jalan Taman Sampoerna No. 6 Surabaya, merupakan salah satu bangunan bersejarah dikawasan Surabaya Kota Lama. Cukup mudah untuk menuju ke museum ini karena lokasinya tidak jauh dari kawasan bekas penjara Kalisosok dan Jembatan Merah yang penuh dengan kisah perjuangan arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Akses jalan dan angkutan umum menuju kesana cukup mudah, bila menggunakan Bus Kota dari Terminal Purabaya bisa langsung menuju Terminal Jembatan Merah.

Video House of Sampoerna in Youtube by SCOH Audio Visual Media

Bangunan museum megah bergaya kolonial Belanda yang dibangun sekitar tahun 1862 ini awalnya digunakan sebagai Panti Asuhan bernama Jonges Weezen Inrichting atau Panti Asuhan Yatim Piatu untuk anak laki-laki yang dikelola oleh pemerintah Belanda. Kemudian pada tahun 1932 dibeli oleh pendiri Sampoerna dan dijadikan pabrik pertama produksi rokok Sampoerna. Sampai sekarang dibagian belakang gedung masih berfungsi sebagai tempat produksi rokok legendaris di Indonesia, Dji Sam Soe.

Sejarah Rokok Sampoerna

Berbicara tentang sejarah industri rokok Sampoerna tak bisa lepas dari sosok Liem Seeng Tee (1893-1956), pendiri industri rokok Sampoerna. Ia adalah seorang imigran dari sebuah keluarga miskin di provinsi Fujian-Cina. Pada perjalanan hidupnya, Liem diangkat anak oleh sebuah keluarga di Bojonegoro, sebuah kota kecil di Jawa Timur. Dalam kehidupan dengan keluarga barunya itu, di usia 17 tahun, ia mulai belajar meracik tembakau yang kemudian dijualnya secara asongan di stasiun kereta api dan gerbong-gerbong kereta api.

Pada 1912, Liem menikah dengan Siem Tjiang Nio. Mereka kemudian menyewa sebuah warung kecil di daerah Tjantian di Surabaya untuk menjual berbagai bahan pokok, buah-buahan dan tembakau. Selain di warungnya, Liem juga menjual tembakau dengan menggunakan sepeda ontel menyusuri jalan-jalan di Surabaya. Dengan perjuangan dan kerja keras Liem itulah perusahaan rokok Sampoerna dimulai dan selanjutnya berkembang pesat.

Pada 1913, Liem mendirikan perusahaan tembakau dan rokok bernama Handel Maastchapij Liem Seeng Tee yang kemudian berganti menjadi NV Handel Maastchapij Liem Seeng Tee. Setelah Perang Dunia II berakhir nama perusahaan itu berganti menjadi PT.HM Sampoerna. Nama HM dari Hanjaya Mandala Sampoerna itu adalah nama Indonesia dari Liem Seeng Tee.

Museum House of Sampoerna

Ketika memasuki Museum House of Sampoerna, semerbak aroma khas tembakau berkualitas tinggi segera menyambut kedatangan wisatawan. Saat kaki mulai melangkah untuk berkeliling, suasana tenang dan nyaman sangat terasa diikuti gemercik air mancur dari kolam Ikan Koi. Senyum ramah khas Indonesia para petugas museum pun menyapa hangat setiap wisatawan yang berkunjung. Wisatawan dapat meminta bantuan penjelasan tentang sejarah singkat museum dan silsilah keluarga Sampoerna. Keterangan yang menyertai benda-benda koleksi museum cukup lengkap dan jelas, baik manual maupun digital.

Bangunan milik keluarga Sampoerna ini terdiri dari 3 bagian. Bangunan utama yang berada ditengah ditandai dengan adanya 4 pilar besar. Pada tanggal 9 Oktober 2003 di Ulang Tahun Sampoerna yang ke-90, setelah direnovasibangunan utama digunakan sebagai museum dan dibuka untuk umum.

Di bagian depan atas bangunan terdapat 4 baris tulisan, yaitu NV.Handel Mij-Sampoerna, Sigaretten Fabriek, Liem Seeng Tee, dan Anno 1932. Bangunan utama museum seluas 6.695 m2 dan terdiri dari dua lantai. Lantai satu seluas 1.357,90 m2 dan lantai dua seluas 220 m2. Bangunan di sisi timur museum jugatelah diubah menjadi ruangan cantik untuk cafe, kios cinderamata dan galeri seni, sedangkan bangunan di sisi barat tetap menjadi rumah tinggal keluarga Sampoerna yang didepannya terparkir mobil mewah kuno merk Rolls Royce buatan Inggris tahun 1972. Mobil yang diproduksi terbatas milik generasi kedua keluarga Sampoerna ini bernomor unik SL 234dan saat itu dibawa langsung dari Singapura.

Di ruangan pertama terpampang lukisan besar Liem Seeng Tee, sang pendiri Sampoerna dan beberapa keluarganya dengan meja dan kursi tertata rapi serta beberapa koleksi gaun kebayaelegan milik keluarga Sampoerna. Di sisi kiri kolam Ikan Koidapat dijumpai replika dari warung kelontong yang saat itu digunakan berjualan untuk merintis salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia. Beberapa terpampang di dalam pigura macam-macam tembakau yang digunakan untuk bahan produksi rokok. Ada pula replika tungku untuk mengeringkan tembakau yang akan dijadikan rokok.

Saat melangkah ke area tengah yang dibatasi tembok kokoh, wisatawan dapat menyaksikan foto-foto keluarga Sampoerna dan foto-foto yang berperan memajukan pabrik rokok Sampoerna. Koleksi lukisan juga dipajang diruang tengah. Ada pula koleksi korek api zaman dahulu dan koleksi kamera tua yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun.

Semakin ke dalam kita akan menuju ruangan yang lebih besar lagi. Di ruang ketiga tersimpan beberapa koleksi mesin cetak kuno merk Heidelberg, pelat-pelat baja, tinta, dan kertas-kertas untuk membuat kemasan rokok. Dipajang juga peralatan-peralatan laboratorium seperti tabung-tabung reaksi, alat untuk menimbang yang dipergunakan pertama kali untuk menguji hasil kualitas bahan baku dan hasil produksi pabrik rokok Sampoerna. Juga beberapa bungkus rokok produk-produk dari Sampoerna yang dijual di dalam maupun di luar negeri. Ada juga koleksi sepeda motor kuno pabrikan Cekoslovakia dengan merk ‘Jawa‘ yang dibuat kira-kira tahun 1960 dan koleksi andong yang dipergunakan sang pendiri Sampoerna sebelum memiliki mobil.

Masih di ruangan yang sama terdapat koleksi peralatan musik yang digunakan Marching Band Sampoerna pada1990-1991. Marching Band dengan 234 personilnya ini pernah tampil memukau ketika mengikuti Tournament Of  Roses di Pasadena – California AS dan pernah dimainkan juga saat Ulang Tahun Sampoerna setiap tahunnya.

IMG-20160616-WA0010.jpg

Menuju lantai 2, wisatawan akan menjumpai galeri yang menjual pernak-pernik cinderamata khas Museum House Of Sampoerna. Dari ruangan ini pada hari dan jam kerja,wisatawan bias mengarahkan pandangan ke bagian belakang gedung yang dibatasi oleh kaca tebal untuk menyaksikan secara langsung aktivitas produksi rokok Sampoerna.Sekitar 400 orang yang mayoritas perempuan berjejer rapi di depan meja dengan berbagai alat dan bahan untuk membuat rokok. Masing-masing bisa menghasilkan 300 batang rokok per jam. Wisatawan melihat aktivitas pekerja yang memproduksi rokok secara tradisional dengan cara melinting. Sayang, demi alasan privasi dan kenyamanan untuk aktifitas di lantai 2 dan aktifitas pekerja membuat rokok ini pengunjung dilarang untuk memotret dan mengambil gambar.

Galeri Seni House Of  Sampoerna.

Bagi pengunjung yang suka dengan benda-benda seni jangan lupa menuju ke ruangan galeri seni yang berada di bagian belakang bangunan utama. Bangunan yang di tempati Galeri Seni House of Sampoerna dulunya merupakan Paviliun Keluarga Budi Sampurna.

Lokasi bangunan Galeri Seni Sampurna ini letaknya tersembunyi. letaknya tepat berada di belakang Bangunan Cafe Sampurna.Di antara Bangunan Museum Sampurna dan Bangunan Cafe Sampurna terdapat Lorong yang berukuran lebar. Lorong ini dihiasi dengan tanaman hias, bangku dan terdapat papan pengumuman yang berisi agenda acara galeri Sampoerna. Di ujung lorong ini anda belok ke kanan. Selanjutnya sekali lagi anda melewati lagi lorong, kali ini lorong ini memisahkan antara bangunan cafe sampurna yang berada di sebelah kanan dan bangunan geleri seni yang berada di sisi kiri.

Gedung Galeri seni ini terdiri dari 2 lantai. Di lantai pertama memiliki 4 ruangan. Di lantai kedua memiliki satu ruang. Pameran seni diadakan secara rutin di tempat ini dan menampilkan karya seni yang berbeda. Karya seni tersebut merupakan karya-karya seniman yang terkemuka dan karya-karya tersebut yang sudah diseleksi ketat. Pencahayaan di ruang galeri sangat diperhatikan secara detail. Sehingga Wisatawandapat menikmati karya seni yang dipajang dengan maksimal.

Surabaya Heritage Track

Satu lagi, agenda yang ditawarkan di Museum House Of Sampoerna adalah keliling Kota Tua Surabaya, melewati gedung-gedung dan tempat-tempat bersejarah gratis yang dikemas dalam acara ‘Surabaya Heritage Track’. Tur berlangsung selama 1-2 jam tiga kali dalam sehari kecuali hari Senin libur. Untuk jadwal bus yang mengangkut para wisatawan tersebut dimulai pada Pukul 09.00-10.00 WIB, 13.00-14.00 WIB, 15.00-16.00 WIB.

Ada dua macam tur dalam Surabaya Heritage Track yaitu Tur Pendek dan Tur Panjang. Tur Pendek diadakan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis dengan rute House of Sampoerna-Tugu Pahlawan-PT Perkebunan Nusantara XI-House of Sampoerna. Tur pendek akan ditempuh selama 1-1.5 jam. Sedangkan Tur Panjang diadakan setiap hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu yang ditempuh dalam waktu 1.5-2 jam dengan rute House of Sampoerna-Tunjungan-Balai Kota/Taman Surya-Gedung Kesenian Jawa Timur-House of Sampoerna. Di dalam bus, pemandu wisata akan menjelaskan sejarah Kota Surabaya dan tempat-tempat yang dilalui. Peserta tur juga diperbolehkan mengajukan pertanyaan. Jika di dalam rombongan ada wisatawan asing maka pemandu wisata akan menjelaskan juga dalam bahasa Inggris.

Pada hari-hari libur dipastikan tur ini akan penuh, jadi sebaiknya Anda yang berniat mengikuti Tur, melakukan reservasi terlebih dahulu untuk memastikan mendapat tempat duduk. Reservasi dapat dilakukan melalui Tracker Information Center (TIC)  dengan nomor telpon (031) 539000 Ext. 24142.


Halal Bihalal Komunitas e-UKM Surabaya

Tanggal 20 Mei 2021, mengambil tema Berkah Silaturahmi, e-ukm surabaya, salah satu komunitas para umkm di kotamadya surabaya menyelenggarakan Halal Bihalal secara online via meeting zoom yang dihadiri oleh para anggota e-UKM.

Lebih dari 200 anggota komunitas e-ukm surabaya, yang sebagian besar anggotanya adalah para emak-emak yang merupakan pejuang tangguh di kota Surabaya. Berbagai macam produk yang dihasilkan langsung oleh mereka. Berupa produk Makanan, Minuman, Craft, Fashion, Wood, Batik, dll.

Berikut adalah video yang dibuat oleh komunitas e-ukm yang dibuat sebagai saranan promosi dan sekaligus perkenalan produk dalam acara HALAL BIHALAL tersebut. Video yang telah diunggah di kanal youtube.

HBH EUKM Surabaya 2021 FULL MOVIE

Dalam tayangan video tersebut, ditampilkan produk-produk unggulan para anggota e-ukm yang telah dipasarkan dari skala lokal hingga internasional. Patut diapresiasi, bahwa produk para ibu-ibu di masa pandemi covid ini, masih tetap dikenal dan laku dipasaran, baik lokal, nasional, sampai yang skala eksport.

Tampilan produk e-ukm dapat pula diakses di kanal instagram @eukmsurabaya . Untuk belanja langsung produk e-ukm, mereka sedang mempersiapkan website khusus produk para anggota e-ukm. Kita tunggu saja dalam waktu dekat.

Pantai Kenjeran

Obyek wisata kenjeran ada 2 tempat, kenjeran Baru (Kenjeran Park) dan Kenjeran Lama. Kenjeran Lama adalah menikmati panorama pantai, memancing, berlayar, dan membeli ikan laut. Sementara kegiatan di New Kenjeran Beach biada digunakan untuk kegiatan olahraga, seperti, Tenis, Balap Motor, Pacuan kuda,, Berenang, Memancing, Taman Bermain, dan tempat ibadah.

Kali kita mengunjungi kenjeran baru. Ada banyak pilihan hiburan yang bisa dinikmati di Kenpark. Mulai wisata pantai, wisata religi; berkunjung ke Patung budha Empat wajah hingga olahraga, tersedia kolam renang.

Tiket masuknya terjangkau. Setiap satu pengunjung hanya dikenakan biaya Rp.2500. Jika menggunakan kendaraan roda empat, tiketnya Rp.10.000. Bila menggunakan motor, tiketnya Rp.5000.

Jam bukanya tidak terbatas, 24 jam. Setelah masuk ke area kenpark, pengunjung harus memarkir kendaraan bermotor. Kemudian terserah pengunjung akan menuju lokasi yang mana. Pengunjung bisa berkeliling dengan menyewa mobil golf berkapasitas 4 orang. Sewanya, Rp 15000 per 30 menit. Bila ingin yang murah sekaligus berolahraga, becak wisata yang tarifnya Rp. 5000 per 30 menit bisa menjadi pilihan.

Tapi, dari pintu masuk, akses yang paling dekat adalah Sunbu Siset. Di Sunbu Siset, terdapat pujasera yang langsung menghadap Pantai. Jadi, pengunjung yang datang bersama keluarga bisa bersantai menikmati pemandangan pantai sambil mengudap makanan kecil atau kesegaran kelapa muda. Bila ingin rekreasi murah meriah, wisatawan sah-sah saja membawa makanan dari rumah. Jangan lupa membawa tikar untuk alas duduk. Selain di Sunbu Siset, disebelah utara Kenpark terdapat lokasi pujasera. Disitu, makanan yang ditawarkan lebih beragam. Mulai rawon, Soto ayam, bakso, hingga lontong kupang. Harganya rata-rata Rp. 5000. Disekitarnya, terdapat beberapa kios yang menjual oleh-oleh Berbagai jenis kerupuk dari hasil laut. Harga yang ditawarkan jugaberagam, tergantung jenisnya.

Hutan EcoWisata Mangroove

Kota surabaya merupakan kota metropolitan. Sebagai kota metropolitan, banyak bangunan-bangunan didirikan kita seakan-akan berada di hutan beton,  namun kota surabaya juga memiliki hutan lain, hutan mangrove.  Oleh pemerintah surabaya hutan mangrove ini dijadikan Ekowisata Mangrove, letaknya  di kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Tepatnya di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Di sana kita bisa menikmati wisata alam berupa hutan mangrove yang berada di sepanjang sungai dan sekitar muara sungai.

Ekowisata tersebut dikelola oleh Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat – Nirwana Eksekutif (FKPM).

Secara geografis maupun ekologis, kawasan Pamurbaya memiliki fungsi yang sangat penting bagi Kota Pahlawan. Salah satunya adalah mencegah ancaman intrusi air laut. Keberadaan hutan mangrove di Pamurbaya juga memiliki fungsi menetralisir limbah terutama logam berat yang masuk ke laut.

Keberadaan hutan mangrove ini mampu menyedot kedatangan 147 spesies burung. Dari 84 spesies burung yang diketahui menetap di Pamurbaya, 12 spesies termasuk jenis yang dilindungi. Jenis burung tersebut tidak hanya burung air seperti kuntul perak, pecuk hitam, mandar padi, mandar batu, dan kowak malam. Di sana juga sebagai tempat persingahan ribuan burung migran setiap tahun. Diketahui ada 44 jenis burung migran yang singgah di Pamurbaya. Burung tersebut kebanyakan asal Benua Australia menuju ke Eropa.

Selain burung di hutan mangrove juga terdapat populasi monyet jenis laut atau monyet berekor panjang. Tapi populasinya sedikit, sehingga tidak terlihat wisatawan yang sedang mengunjungi kawasan ini.

Untuk mencapai tempat wisata ini pengunjung melewati perjalanan darat, yang bisa ditempuh sepeda motor maupun mobil. Hanya saja, jika musim hujan jalannya sulit dilalui, disambung dengan menyusuri sungai. Pengunjung harus menempuh jarak sekitar lima kilometer.

Kita tidak perlu kuatir kesasar menuju ekowisata mangrove, Banyak bertebaran papan petunjuk arah menuju ke hutan mangrove wonorejo. Lebih mudah lagi kita tinggal ikuti sungai jagir menuju ke arah timur  hingga “mentok”. Kita ambil jalan sebelah arah selatan sungai, dimana selama perjalanan menuju ekowisata, sungai berada di kiri kita.

Selama perjalanan kita melewati Jembatan MERR II-C, Stikom Surabaya, Sekolah IPH dan  pangkalan taksi Orenz.  Ujung jalan ini menuju perumahan ellite.  Sebelum ujung jalan, kita temui pertigaan. Dimana jalan yang berada dikiri berupa jalan makadam, terdapat petunjuk arah ke hutan mangrove. Sekarang kita ikuti  jalan makadam ini.  Melewati tambak-tambak dan di sebelah kanan terdapat sungai kecil. Hingga perjalanan kita menjumpai Boezem Wonorejo. Tepatnya sekali lagi kita akan temui pertigaan, depan kita terbentang kolam besar, inilah boesem wonorejo. Kita ambil jalan ke kiri menuju dermaga sungai kecil. Bila kita belok kanan kita akan temui pintu air dan jalan buntu. Di kawasan pintu air ini kita akan menjumpai banyak burung bertengger di pohon mangrove.

Di sekitar  Bozem Wonorejo, kita bisa memarkir kendaraan, lalu membeli tiket ekowisata mangrove, kemudian naik perahu menyusuri sungai menuju lokasi hutan mangrove. Sebenarnya ada jalan alternatif menuju hutan mangrove selain melalui sungai, namun jalanya sulit dilalui yaitu melewati jalan setapak, di sela-sela tambak hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Kita tinggal ikuti aliran sungai wonorejo ini, Di hutan mangrove tersebut terdapat Pos Pantau Mangrove yang biasanya digunakan untuk istirahat sambil menikmati makanan ringan. Pihak pengelola juga menyediakan menu makanan (nasi) dengan lauk hasil laut, seperti kepiting, bandeng, udang dan lainnya dengan patokan harga yang masih terjangkau.

Jembatan Merah

Sine sed diffundi proximus. Super minantia praeter temperiemque scythiam. Posset: nix aliis acervo magni acervo temperiemque formaeque. Pinus locis? Liquidum montibus quia dedit sui orba margine reparabat. Evolvit mundum nuper pontus. Liquidum iunctarum regna pontus totidem freta qui hominum frigore. Tumescere quae suis.

Qui quisquis. Omni possedit seductaque sibi. Densior undis habitabilis peragebant passim mea. Fossae et diffundi sive primaque. Nec sidera nondum fixo speciem pluviaque dicere montibus. Induit dixere terras titan solidumque aethere mixta illis. Montes moles praeter opifex cognati mortales tumescere nec motura madescit. Igni ponderibus nulli ultima. Consistere finxit sua. Eodem securae regio. Mundi terrenae tonitrua tuti consistere illis pontus nunc fulgura. Praebebat hunc perpetuum figuras contraria plagae poena. Cum quoque turba nuper tepescunt fontes quisquis fratrum inclusum. Origo aethere traxit surgere carentem permisit lumina nec.

Cepit onerosior occiduo! Tenent flexi recens crescendo perveniunt vis. Permisit tegit colebat. Hanc inter ne sponte figuras. Securae animalibus minantia cognati habitabilis sua rudis orbe coeperunt. Declivia iunctarum diversa sinistra natura umor. Congeriem principio omnia hunc caelo rectumque. Fulminibus innabilis flamma membra mixtam. Aliis undas boreas deducite quarum fert. Securae mundo pulsant inter moderantum scythiam naturae orbem dispositam. Ne coeptis. Caeleste semine fabricator facientes cesserunt sunt triones. Os terra deducite ignea ponderibus opifex quia sata. Aliud coeperunt utque nondum. Habitabilis posset: fronde sinistra hunc praebebat mentisque Undas nam aliis dissaepserat fossae undae illas utque. Aetas quia natus surgere forma sua sidera. Descenderat piscibus sanctius triones motura glomeravit.

Perpetuum densior ad surgere fontes ante. Fert sata zonae ad. Coercuit flamina alta. Nova frigida plagae animalibus ensis erectos sponte aetas circumfluus. Iuga natus. Dei tepescunt locoque cuncta super tuti vis librata frigida. Pluviaque militis nitidis aliis usu ligavit: nubes formaeque norant longo.

Tepescunt diverso magni proximus unda lanient. Addidit unda acervo aer diu ut pressa. Moderantum caeca matutinis postquam utramque motura tellure. Quinta aquae caesa locum retinebat vis radiis liberioris? Duris numero in calidis tumescere! Oppida montibus moles onus orba aquae plagae obliquis pulsant sui. Retinebat reparabat auroram iapeto gravitate orbis adhuc. Partim valles induit est cum nec. Mentisque tepescunt ita motura tellus nubes. Ut turba temperiemque dicere ligavit: fronde unus. Innabilis aberant caecoque mundo regat animus prima tellus! Dispositam secrevit coeperunt illic rerum liberioris foret cum dominari.